MAKALAH SPM Tentang "Penentuan Harga Transfer"
Assalamualaikum....
Berikut adalah contoh makalah mengenai Penentuan Harga Transfer yang aku ambil referensinya dari buku by antony dan govindarajan semoga bermanfaaattttt ^^

Berikut adalah contoh makalah mengenai Penentuan Harga Transfer yang aku ambil referensinya dari buku by antony dan govindarajan semoga bermanfaaattttt ^^
SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN
BAB 6
PENENTUAN HARGA TRANSFER

Anggota kelompok 3:
1.
Myria
Dwiastuti Wiranda (371861014)
2.
Isni
Iswari (371861005)
3.
Nina
Minatul Maula (371861019)
JURUSAN AKUNTANSI
STIE-STAN INDONESIA MANDIRI
2019
BAB 6
PENENTUAN HARGA TRANSFER
A. TUJUAN
PENENTUAN HARGA TRANSFER
Transfer
pricing didefenisikan sebagai suatu harga jual khusus yang dipakai dalam
pertukaran antar divisional untuk mencatat pendapatan unit penjual (selling
division)dan unit divisi pembeli (buying divi son). Pada penjelasan ini
pengertian harga transfer dibatasi pada nilai yang diberikan atas
suatu transfer barang atau jasa dalam suatu transaksi yang setidaknya salah
satu dari kedua pihak yang terlibat adalah pusat laba. Harga transfer yang
terjadi antar unit harus mencapai beberapa tujuan, antara lain:
1)
Memberi informasi yang relevan kepada masing-masing
unit usaha untuk menentukan imbal balik yang optimum antara biaya dan
pendapatan perusahaan.
2)
Menghasilkan keputusan yang selaras dengan cita-cita
(meningkatkan laba unit usaha namun juga dapat meningkatkan laba perusahaan).
3)
Membantu pengukuran kinerja ekonomi dari unit usaha
individual.
4)
Sistem tersebut harus mudah dimengerti dan dikelola.
B. METODE
PENENTUAN HARGA TRANSFER
1) Prinsip
Dasar
Prinsip dasarnya adalah
bahwa harga transfer sebaiknya serupa denganharga yang akan dikenakan
seandainya produk tersebut dijual ke konsumen luar atau dibeli dari pemasik
luar.
2) Situasi Ideal
Harga
pasar berdasarkan harga pasar akan menghasilkan keselarasan cita-cita jika kondisi-kondisi
dibawah ini ada:
·
Orang-orang yang Kompeten
·
Atmosfer yang Baik
·
Harga Pasar
·
Kebebasan Memperoleh Sumber Daya
·
Informasi Penuh
·
Negosiasi
3) Hambatan-Hambatan Dalam Perolehan Sumber Daya
·
Pasar yang Terbatas
Dalam banyak
perusahaan, pasar bagia pusat laba penjual atau pembeli dapat saja sangat
terbatas.
·
Kelebihan atau Kekurangan Kapasitas Industri
Seandainya pusat laba
penjualan tidak dapat menjual seluruh produk ke pasar bebas dengan kata laian,
ia memiliki kapasitas yang berlebih.
4)
Harga Transfer
Berdasarkan Biaya
Dua keputusan yang harus dibuat
dalam sistem harga transfer berdasarkan biaya adalah :
a.
Dasar Biaya
Basis umum adalah biaya standar.
Biaya actual tidak boleh digunakan karena faktor inefisiensi produk akan
terlewatkan bagi pusat laba pembelian. Jika biaya standar yang digunakan, maka
dibutuhkan suatu insentif untuk menetapkan standar yang ketat dan meningkatkan
standar tersebut.
b.
Markup Laba
Dalam menghitung markup laba,
juga terdapat dua keputusan :
·
Apa basis markup laba tersebut.
·
Tingkat laba yang diperbolehkan.
5)
Biaya Tetap Dan Laba
Hulu
Metode-metode yang digunakan
untuk mengatasi msalah tersebut adalah dengan cara-cara yang digambarkan
dibawah ini :
·
Persetujuan Antar Unit Usaha
·
Dua Langkah Penentuan Harga
·
Pembagian Laba
·
Dua Kelompok Harga
C. PENENTUAN
HARGA JASA KORPORAT
Pada bagian ini akan
digambarkan beberapa masalah yang berkaitan dengan pembebanan unit usaha atas
jasa-jasa yang disediakan oleh unit staf korporat. Biaya dari unit staf jasa
pusat untuk mana unit usaha tidak memiliki kendali (seperti akuntansi pusat,
hubungan masyarakat administrasi dikeluarkan). Jika seluruh biaya ini
dibebankan, maka itu semua biaya tersebut akan dialokasikan, dan alokasi tidak
memasukkan komponen laba. Alokasi juga bukan merupakan harga transfer. Terdapat
dua jenis transfer:
a.
Untuk jasa pusat yang harus diterima oleh unit penerima di
mana unit oenerima dapat mengendalikan jumlah yang digunakan paling tidak
secara parsial.
b.
Untuk jasa pusat yang dapat diputuskan oleh unit usaha
apakah akan digunakan atau tidak.
1)
Pengendalian Atas
Jumlah Jasa
Ada tiga teori pemikiran
mengenai jasa-jasa seperti ini.
a.
Teori Pertama menyatakan bahwa suatu unit usaha harus
membayar biaya variabel transfer dari jasa yang diberikan.
b.
Teori pemikiran yang kedua menyarankan harga yang sama
dengan biaya variabel standar ditambah dengan
bagian yang wajar dan biaya tetap standar (yaitu, biaya penuh/full
cost).
c.
Teori pemikiran yang ketiga menyarankan harga yang sama
dengan harga pasar, atau biaya penuh standar (standard full cost) ditambah
dengan margin labanya
2)
Pilihan Penggunaan
Jasa
Dalam beberapa kasus, pihak
manajemen munkin memustuskan bahwa unit-unit usaha dapat memilih apakah akan
menggunakan unit jasa sentral atau tidak. Unit-unit bisnis dapat memperoleh
jasa tersebut dari pihak luar, mengembangkan kemampuan mereka, atau memilih
untuk tidak menggunakan jasa ini sama sekali. Perjanjian semacam ini sering
ditemukan untuk aktivitas-aktivitas seperti teknologi informasi, kelompok
konsultasi internal, dan pekerjaan perawatan. Pusat-puast jasa independen;
yaitu harus berdiri sendiri-sendiri. Jika pelayanan internal tidak kompetitif
dibandingkan dengan penyedia jasa dari luar, maka ruang lingkup dari aktivitas
mereka akan dikontrakkan atau jasa-jasa mereka sepenuhnya didapat dari luar
perusahaan. Dalam situasi ini, para manajer unit usaha mengendalikan baik
jumlah maupun efisiensi dari jasa pusat. Pada kondisi ini, kelompok pusat
terseut merupakan pusat laba. Harga tansfernya harus berdasarkan pada
pertimbangan yang sama dengan pertimbangan yang mengendalikan harga transfer
yang lain.
3)
Kesederhanaan Dari
Mekanisme Harga
Harga yang dibebankan untuk jasa
korporat tidak akan mencapai tujuan yang dimaksudkan, kecuali jika metode untuk
menghitungnya dapat dimengerti dan dipahami dengan cukup mudah oleh para
manajer unit usaha.
D. ADMINISTRASI
HARGA TRANSFER
Pada bagian ini akan
dibahas bagaimana pelaksanaan dari kebijakan yang sudah dipilih tadi, khususnya
tingkat negoisasi yang diizinkan untuk menentukan harga transfer, metode
penyelesaian konflik dalam menentukan harga transfer, metode penyelesaian
konflik dalam penentuan harga transfer, dan klasifikasi produk yang sesuai
dengan metode yang paling tepat.
1) Negosiasi
Di hampir semua
perusahaan, unit usaha menegoisasikan harga transfer satu sama lain; maksudnya,
harga transfer yang tidak ditentukan oleh kelompok staf pusat. Alasan yang
paling penting untuk hal ini adalah kepercayaan bahwa dengan menetapkan harga
jual dan mencapai kesepakatan atas harga pembelian yang paling sesuai merupakan
salah satu fungsi utama dari manajer lini. Jika kantor pusat mengendalikan
penentuan harga, maka kemampuan manajemen lini untuk memperbaiki profitabilitas
akan semakin berkurang. Selain itu, banyak harag transfer yang harus melibatkan
penilaian subjektif pada tingkat tertentu. Akibatnya, satu harga transfer yang
telah di negosiasikan seringkali merupakan hasi kompromi antara pihak pembeli
dengan penjual. Jika kantor pusat telah menentukan harga transfer, maka para
manajer lini usaha dapat berargumentasi bahwa mereka menghasilkan laba yang
kecil karena harga transfer yang telah ditentukan secara arbitrer tersebut.
Alasan lain bagi unit usaha untuk menegosiasikan harga transfernya adalah bahwa
unti bisnis biasanya memiliki informasi yang paling baik mengenai pasar dan
biaya-biaya yang ada, sehingga merupakan pihak yang paling tepat untuk mencapai
harga yang pantas.
2) Arbitrase Dan Penyelesaian Konflik
Bagaimanapun rincinya
peraturan penentuan harga (pricing rules), mungkin ada kasus di mana unit-unit
usaha tidak dapat menyetujui harga tertentu. Untuk alasan tersebut, suatau
prosedur harus dibuat untuk menengahi arbitrase harga transfer. Terdapat
tingkat formalitas yang luas dalam arbitrase harga transfer. Arbitrase dapat
dilakukan dengan beberapa cara. Dalam sistem yang formal, kedua pihak
menyerahkan kasus secara tertulis kepada pihak penengah/pendamai (arbitrator).
Arbitrator akan meninjau posisi mereka masing-masing dan memutuskan harga yang
akan ditetapkan, kadang kala dengan bantuan staf kantor yang lain. Selain tingkat
formalitas arbitrase, jenis proses penyelesaian konflik yang digunakan juga
mempengaruhi efektivitas suatu sistem harga transfer. Terdapat empat cara untuk
menyelesaikan konflik: memaksa (focing), membujuk (smoothing), menawarkan
(bargaining), dan penyelesaian masalah (problem solving).
3) Klasifikasi Produk
Beberapa perusahaan
membagi produknya ke dalam dua kelas:
a.
Kelas I meliputi seluruh produk untuk mana manajemen senior
ingin mengendalikan perolehan sumber daya. Produk ini biasanya merupakan
produk-produk yang bervolume besar; produk-produk yang tidak memiliki sumber
dari luar; dan produk-produk yang produksinya tetap ingin dikendalikan oleh
pihak manajemen demi alasan kualitas atau alasan tertentu.
b.
Kelas II meliputi seluruh produk lainnya. Secara umum, ini
merupakan produk-produk yang dapat diproduksi di luar perusahaan tanpa adanya
gangguna terhadap operasi yang sedang berjalan, produk-produk yang
volumenyarelatif kecil, diproduksi dengan peralatan umum ( general-general
equipment). Produk-produk kelas II ditransfer pada harga pasar.
Sumber:
Anthony, Robert N. dan Vijay
Govindarajan. 2011. Sistem Pengendalian
Manajemen. Edisi 12. Buku 1. Karisma Publishing Group. Jakarta.
Aningryast. 2014. BAB 6
Penentuan Harga Transfer. Diunduh tanggal 30 Juni 2019 https://www.scribd.com/doc/216951798/resume-BAB-6-Penentuan-Harga-Transfer#
Comments
Post a Comment